Jumat, 11 Maret 2011

Pantai Lakban

Kawasan wisata Pantai Lakban yang terletak di kecamatan Ratatotok, Minahaa Tenggara (Mitra), merupkan salah satu potensi wisata yang menjanjikan dan menakjubkan dikawasan Mitra. Sebab tempat ini, selain tempat rekreasi masyarakat setempat di wilayah Ratatotok dan sekitarnya, juga dikunjungi oleh masyarakat Mitra.
Apalagi tempat ini mulai dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang yang menarik, seperti arena permainan anak, lapangan folly ball dan lapangan sepak bola pantai. Begitu juga dengan pondok tempat berteduh para pengunjung, selain itu, ada tempat parkir yang luas dan WC umum.
Bila kita ingin menikmati indahnya pantai Lakban, Anda dapat menggunakan kendaraan roda empat. Kalau Anda berada di Kota Manado , harus menempuh jarak 3 jam lamanya dalam perjalanan sampai tiba di lokasi pantai Lakban. Begitu juga bila Anda berada di ibu kota kabupaten Mitra yakni Ratahan, Anda dapat menempuh jarak dengan waktu 1 jam 30 menit Anda sudah tiba di lokasi pantai Lakban.
Pada pelakanaan World Ocean Conference (WOC) Mei lalu, Pemkab Mitra melakukan pembenahan secara intens guna membenahi pantai Lakban. ditempat ini pernah diadakan kegiatan bakar ikan, guna memberikan pencitraan kepada dunia, bahwa ikan di pantrai buyat tidak tercemar.
Selain itu telah melakukan berbagai kegiatan tari-tarian seperti musik bambu, tarian salak dan maengket yang disajikan. Bahkan kata Kosakoy, usai perhelatan international tersebut, sejumlah wisatawan local maupun Manca Negara, terus membanjiri kawasan wisata tersebut.
 sejenak...
Kenalilah dirimu dulu baru mengenali diri orang lain, Kenalilah negerimu dulu baru mengenali negeri orang lain karena dengan mengenal daerah sendiri akan semakin menumbuhkan rasa cinta kita kepada negeri sendiri, begitulah slogan yang kami jumpai yang dipasang di dinding disalah satu homstay dikota Manado sebagai tujuan wisata kami sekeluarga pada liburan Agustus lalu.
Bila selama ini Provinsi yang paling Utara dari Republik ini hanya dikenal dengan Taman Nasional laut Bunaken ataupun danau Tondano dan panorama gunung Lokon yang sangat indah dilihat dari kota Tomohon pada waktu sore hari, sebenarnya Sulawesi Utara ini memiliki banyak tujuan wisata yang tidak kalah memikat wisatawan domestik atau mancanegara untuk mengenal lebih dekat keindahan negeri nyiur melambai. Salah satunya adalah Pantai Lakban dengan dengan bukit kasihnya yang berada di Teluk Buyat yang pernah menjadi berita nasional dan Internasional karena terkenal dengan kasus Minamata Indonesia di Kabupaten Minahasa Tenggara.
Jaraknya dari kota Manado 145 Kilometer, dengan kendaraan darat wisatawan dapat sampai ke Pantai Lakban dalam waktu 3 jam perjalanan. Untuk mencapai para pelancong biasanya berangkat pagi2 sekali dari Manado dengan menggunakan mobil kijang sewaan yang banyak di jajakan di depan grand mall manado.
Sepanjang perjalanan kita dapat menikmati pemandangan indah dan alami yang sangat menakjubkan mulai dari kota manado. Setelah melewati jalan berkelok-kelok dan mendaki yang sangat membuat jantung sedikit lebih cepat kita memasuki kota bunga Tomohan dengan udara yang sejuk sehingga disini banyak sekolah-sekolah yang dibangun pada saat belanda masih menjajah Indonesia, dikota ini juga terdapat berbagai fasilitas seperti hotel , restoran dan bank karena Tomohon merupakan kota wisata di sulawesi Utara. Selanjutnya kita memasuki
kecamatan Kwangkoan yang terkenal dengan Kacangnya yang khas, yang tidak terdapat di daerah lain. Melewati kota kwangkoan kita selanjutnya menuju Ratahan ibu kota kabupaten Minahasa Tenggara dengan melewati hutan lindung dan sepanjang jalan dapat dinikmati keindahan lereng gunung Soputan sebuah gunung api di Sulawesi Utara yang sering mengeluarkan abu vulkaniknya yang menyebar ke kota2 yang ada disekitarnya, juga dapat menikmati bangunan-bangunan gereja yang arsiteknya ada yang mirip dengan arsitek Italia atau Eropa Barat. Kira2 kita berjalanan selama 1 jam dari Ratahan kita sampai di kecamatan Belang dengan pemandangan laut yang mengagumkan dan selanjutnya kita menuju Kecamatan Ratatotok yang masih termasuk dalam wilayah kabupaten Minahasa tenggara. Menuju Kecamatan Ratatotok kita melewati jalan yang berliku-liku dengan jurang yang sangat dalam yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi dengan keindahan laut disebelah kiri jalan dan hutan disebelah kanan dengan topografi yang berbukit membuat kita sangat terhibur menikmati keindahan alam. Dari Desa Mangkit yang terletak dikaki bukit terlihat dari kejauhan pantai Lak Ban ( Teluk Buyat ). Yang indah dengan bukit kasih yang dihiasi kuba mesjid dan patung Yesus yang dibangun berdampingan sebagai tanda kerukunan beragama di Kecamatan Ratatotok. Bukit kasih menjolok kelaut dengan hutan tropis yang sebagain masih utuh mengingatkan tanjung di pantai pangandaran di Ciamis Jawa Barat. Dikaki bukit kasih terdapat teluk buyat dan pantai Lakban dengan hotel sederhana yang dibangun PT.Newmont waktu masih aktif melakukan penambangan Emas, tetapi karena kasus Minamata terpaksa harus angkat kaki dari Ratatotok. Disamping pantai lakban pelancong dapat juga melihat penggilingan batu yang mengandung butiran Emas yang banyak terdapat kecamatan Ratatotok, selamat menikmati keindahan Tanah air supaya semakin tumbuh rasa cinta kepada negara dan bangsa. Daripada melihat negara orang lain lebih baik menikmati keindahan negara sendiri.


Read more

Danau Tondano

Sebagai kota terbesar di wilayah ini, Manado mempunyai tempat pariwisata yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Danau Tondano. Danau Tondano adalah danau terluas di Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Danau ini diapit oleh Pegunungan Lembean, Gunung Kaweng, Bukit Tampusu, dan Gunung Masarang. Danau ini dilingkari dengan jalan provinsi dan menghubungkan kota Tondano, Kecamatan Tondano Timur, Kecamatan Eris, Kecamatan Kakas, Kecamatan Remboken, dan Kecamatan Tondano Selatan. Danau ini merupakan danau penghasil ikan air tawar seperti ikan mujair, pior/kabos, payangka wiko (udang kecil), nike dan lain-lain.
Luas danau ini 4.278ha, dan terdapat pulau kecil bernama Likri (depan desa Tandengan kecamatan Eris). Di tepi Danau Tondano terlihat jelas Gunung Kaweng. Konon danau ini terjadi karena letusan yang dahsyat karena ada kisah sepasang insan manusia yang berlainan jenis melanggar larangan orang tua untuk kawin (bahasa Minahasa: kaweng) dengan nekat lari (tumingkas) di hutan. Sebagai akibat melanggar nasihat orang tua maka meletuslah kembaran gunung kaweng tersebut sehingga menjadi danau Tondano.
Danau Tondano mempunyai obyek wisata yang terkenal “Sumaru Endo” Remboken, dan Resort Wisata Bukit Pinus (Tondano arah Toliang Oki). Dari tepian danau Tondano (Toliang Oki), kita dapat melintas puncak Bukit Lembean dan memandang keindahan Laut Maluku (di sebelah timur), tepatnya kawasan Tondano Pante (Kecamatan Kombi), Kabupaten Minahasa.
<dokumentasi foto :  www.potlot-adventure.com>
Read more

Gunung Klabat

Gunung Klabat




Gunung Klabat adalah salah satu objek yang bisa dipilih karena dapat dijangkau dengan mudah menggunakan kendaraan roda dua dan empat. Gunung Klabat merupakan gunung tertinggi di Provinsi Sulawesi Utara. Puncak ketinggiaannya mencapai sekitar 2100 meter. Berjarak sekitar 30 km arah tenggara Kota Manado tepatnya di daerah Airmadidi.Gunung ini oleh masyarakat Tonsea (Minahasa Utara) disebut juga Gunung Tamporok. Gunung ini merupakan obyek wisata alam dan dapat ditelusuri mulai dari Kota Airmadidi (Ibu Kota Kabupaten Minahasa Utara). Gunung ini merupakan gunung api yang tidak aktif lagi. Puncak Gunung Klabat ini mempunyai kepundan berbentuk danau kecil dengan air yang sangat jernih. Nama Klabat diabadikan menjadi nama desa Klabat, Stadion Klabat di Kota Manado, dan Universitas Klabat di Kota Airmadidi.
.
Gapura – Pos 1
Perjalanan dimulai dari gapura Gunung Klabat yang terletak di Airmadidi, melewati jalan desa yang cukup baik kondisinya serta rumah-rumah penduduk yang memang sudah modern, karena terletak di pinggir jalan raya. Perjalanan selanjutnya memasuki perkebunan penduduk yang didominasi oleh tumbuhan kelapa. Setelah itu keadaaan jalan setapaknya mulai menanjak, ada baiknya kita menghemat air karena kita tidak akan menemukan sumber air sampai Pos VI. Vegetasi tumbuhan disini ditumbuhi oleh pohon-pohon besar dan tingi-tinggi, tapi kebanyakan pohon tersebut ditebang untuk keperluan industri, sehingga banyak sekali terjadi kerusakan. dari gapura ke Pos I berjarak sekitar 60 menit dengan berjalan normal. Sampai di Pos I kita hanya akan menjumpai tanda Pos I, karena tidak ada pondok atau shelter. Didaerah ini banyak pohon tumbang yang disebabkan oleh angin yang lumayan kencang, jika beristirahat disini tetaplah hati-hati.
Pos I – Pos II
Jarak antara kedua pos ini cukup jauh, yaitu sekitar 60-90 menit, dengan kemiringan sekitar 30 derajat, kita akan melewati jalan setapak diatara pohon-pohon besar yang masih mendominasi daerah ini. Pos II merupakan sebuah daerah yang cukup luas dan datar. Banyak pendaki yang berkemah disini, dimusim hujan kita bisa menjumpai sumber air disekitar daerah ini.
Pos II – Pos III
Dari Pos II ini kemiringan jalan setapak kira-kira 45 – 50 derajat, tanjakan yang akan memeras keringat. Kadang-kadang kita harus scrambling untuk naik keatas dengan menggunakan akar-akar pohon. Lamanya perjalanan sampai Pos III sekitar 2 – 3 jam. Di Pos III ini kita juga tidak akan menemukan reruntuhan bekas pondok. Ditempat ini juga tidak terdapat sumber air.
Pos III – Pos IV
Keadaan jalan setapaknya tetap dengan kemiringan sekitar 40 derajat, dengan lama perjalanan sekitar 60 -90 menit. Di Pos IV ini juga kita hanya akan menemukan reruntuhan bekas shelter,
Pos IV – Pos V
Kondisi jalannya masih sama, hanaya saja vegetasi tumbuhannya sudah mulai rendah. dan diantara Pos IV dan Pos V ini kita akan menemukan sumber air disebelah kiri jalan setapak, letaknya agak menurun sedikit, tetapi sumber air ini kadang-kadang kering terutama sekali pada musim kemarau. Dari sini ke Pos V hanya berjarak sekitar 50 menit perjalanan. Pos V merupakan daerah yang datar dan agak sedikit terbuka dan ditandai dengan papan bertuliskan “Pos V’ .
Pos V – VI
Jalan setapak yang menanjak dan ditumbuhi vegetasi rendah serta daerah yang sedikit terbuka mewarnai keadaan didaerah ini. Dikanan dan kiri jalan setapak kadang-kandang terdapat jurang, kita harus benar-benar waspada. Saat mendekati daerah Pos V kita akan menemui daerah yang berlumut dan cukup dingin serta kadang-kadang tertutup kabut. Di Pos V ini juga tidak terdapat pondok atau shelter, akan tetapi hanya sebuah daerah yang cukup lapang dan datar, dan cukup dingin suhunya. Daerah ini juga ditumbuhi oleh pohon-pohon pinus yang tumbuh rapat dan berlumut. Daerah ini sering dijadikan basecamp oleh pendaki, disini juga terdapat sebuah telaga kecil yang airnya dapat dipergunakan untuk memasak atau MCK. Tempat ini memang sangat baik untuk bermalam dan bersiap untuk kepuncak keesokan harinya.
Pos VI – Puncak
Perjalanan ke puncak butuh waktu sekitar 15-20 menit. dengan jalan setapak yang ditumbuhi oleh alang-alang yang dalam bahasa Manado disebut “Kusu-kusu”. Perjalanan dari Pos V ini bisa dimulai tergantung dari rencana pendakian anda, jika ingin menikmati Sunrise ada baiknya memulai pendakian kepuncak sekitar jam 04.00 dini hari. Keadaan puncaknya berupa sebuah daerah yang datar dan angin bertiup cukup kencang. Apabila cuaca cukup baik kita akan bisa menikmati pemandangan kota Manado dengan pinggiran pantainya, keindahan pelabuhan Bitung, Gunung Lokon dan Gunung Mahawu, serta Gunung Tangkoko dan Dua Saudara.
Perijinan:
Perijinan untuk mendaki gunung ini tidak terlalu rumit, kita harus melapor di pos polisi di Airmadidi yang berada dipinggir jalan raya. Semua perbekalan dan perlengkapan akan dicek disini. Bagi pendaki yang berasal dari daerah lain ada baiknya untuk mempersiapkan photo copy KTP dan surat jalan untuk lebih memperjelas data.

Read more

Selat Lembeh

Pulau Lembeh adalah sebuah pulau yang secara administratif berada dalam wilayah otonom kota Bitung yang merupakan salah satu kota di Provinsi Sulawesi Utara. Di sepanjang perairan Selat Lembeh terdapat pulau-pulau kecil tak berpenghuni dengan struktur batuan kapur yang rapuh dan terangkat ke atas permukaan. Keseluruhan bentuk morfologi daratan yang membentang di sepanjang kedua sisi Selat Lembeh ini membentuk panorama alam yang berkesan dramatis. (lihat juga di www.liranews.com)

Akses menuju kota Pulau Lembeh
Untuk menuju selat Lembeh, terlebih dahulu harus menempuh jalan darat sepanjang ± 45 kilometer dari kota Manado ke kota Bitung. Dalam menempuh perjalanan dari Manado ke Bitung, sarana angkutan umum yang digunakan antara lain adalah bus double ankle berukuran 3/4 ataupun taxi dari Manado ke Bitung. Sesampai di Bitung, perjalanan dilanjutkan dengan penyeberangan laut dengan menggunakan kapal motor ± 15 menit dari pelabuhan laut Bitung. Penyeberangan ini relatif sangat aman karena laut terhalang oleh pulau Lembeh sehingga permukaan air relatif cukup tenang.

Pesona Lembeh
Selat Lembeh merupakan salah satu objek daya tarik wisata  kota Bitung. Di Pulau ini berkembang wisata bawah air (diving). di ulau ini berdiri resort-resort yang menawarkan paket wisata diving. Selat lembeh telah dikenal dan diakui oleh banyak para wisatawan manca negara akan keindahan biota laut. Bila Bunaken di kenal akan keidahan karang lautnya, maka selat Lembeh dikenal akan keaneka ragaman floara dan fauna bawah lautnya.

Disamping keindahan akan flora dan fauna bawah laut, pulau lembeh juga punya keindahan panaroma alamnya. Pulau yang terbentuk dari bebatuan kapur tersebut dibungkus indah oleh hijaunya dedaunan pohon kelapa. Tidak berlebihan sekiranya pulau ini disebut pulau sejuta nyiur.

Morfologi Daratan Pulau Lembeh


Menyeberang Selat dengan Kapal Motor Kayu


Teluk Kungkungan Resort


NAD Resort

Lembeh Resor
Read more

Danau Linow

DANAU LINOW
Danau kecil ini unik karena mengandung kadar belerang tinggi ini memiliki warna yang selalu berubah tergantung pada sudut pandang dan pencahayaan danau. Di sekitar danau ini terdapat satwa endemik berupa burung blibis dan serangga yang oleh penduduk setempat dinamakan "sayok" atau "komo". Serangga unik yang hidup di air tapi bersayap dan bisa terbang ini menjadi konsumsi penduduk setempat. Kadang-kadang terdengar kicauan burung-burung kecil dan burung putih besar yang melintasi danau. 
 
Kini, danau Linow memiliki jalan lingkar yang menghubungkan pintu masuk yang lama dan baru. Menyusuri jalan ini anda akan melihat danau linow dari berbagai sudut pandang. Karena bentangan jalan lingkar ini berada pada bukit maka sangat jelas keindahan danau dari atas. Pesonanya semakin menawan ketika anda mendekati bibir danau. Kafe koffie teredia di tempat ini. Minuman dan kukis yang ada beli menambah kenyamana wisata anda di lokasi ini. 
 Danau 3 warna di Tomohon ini, suasananya memang sejuk dan sangat nyaman untuk duduk2 dipinggir danau. Danaunya dikelilingi oleh gunung2 dan sebagian gunung belerang, jangan2 ini yg bikin warna danaunya saat disorot sinar matahari menjadi berwarna-i.
Untuk berkunjung kesana kurang lebih 45 menit dari kota manado atau 15 menit dari kota Tomohon. Memasuki area danau kita harus membayar karcis Rp 20.000/org sekaligus dapat kopi dan snack, gak rugilah pasti untung karena fasilitasnya yang memang nyaman.
 

 


 


 
Read more

Kamis, 10 Maret 2011

Bunaken

Bunaken is an island of 8 km², part of the Bunaken National Marine Park. Bunaken is located at the northern tip of the island of Sulawesi, Indonesia. It belongs administratively to the municipality of Manado. Scuba diving attracts many visitors to the island.











Other sides of Bunaken.

Bunaken National Park extends over an area of 890.65 km² of which only 3% is terrestrial, including Bunaken Island, as well as the islands of Manado Tua, Mantehage, Nain and Siladen.

The waters of Bunaken National Marine Park are up to 1,566 m deep in Manado Bay, with temperatures ranging between 27 to 29 °C. It has a high diversity of - corals, fish, echinoderms or sponges. Notably, 7 of the 8 species of giant clams that occur in the world, occur in Bunaken. It also claims to have seven times more genera of coral than Hawaii, and has more than 70% of all the known fish species of the Indo-Western Pacific.

Oceanic currents may explain, in part, why Bunaken National Marine Park has such a high level of biodiversity. Northeasternly currents generally sweep through the park but abundant counter currents and gyros related to lunar cycles are believed to be a trap for free swimming larvae. This is particularly true on the south side of the crescent-shaped Bunaken Island, lying in the heart of the park. A snorkeler or diver in the vicinity of Lekuan or Fukui may spot over 33 species of butterfly fish and numerous types of groupers, damsels, wrasses and gobies. The gobies, smallish fish with bulging eyes and modified fins that allow them to attach to hard surfaces, are the most diverse but least known group of fish in the park.

Based on Geology, North Sulawesi is considered to be a 'young' formation, of 5-24 million years of age. The region has undergone explosive volcanism 1.5-5 million years ago, which resulted in the volcanic tuff that characterizes the existing topography. Manado Tua is an inactive volcano formed in a classical cone shape and rising over 600 m above sea level, the highest elevation in the park. Bunaken Island also has volcanic origins with a significant amount of uplifted fossil coral. Nain Island is also a dome-shaped island, 139m in height. Mantehage Island is relatively flat and seems to be sinking into the sea. The island has extensive mangrove forest flats, partially separated by saltwater channels. Siladen is a low-lying coral sand island with no significant topography. Arakan-Wawontulap and Molas-Wori on the mainland of North Sulawesi are relatively flat areas at the base of volcanic hills. The absence of a continental shelf allows the coastal area of the park to drop directly down the continental slope. The sea depth between the islands of the park is 200 to 1,840 metres.

Bunaken National Park
The Bunaken National Marine Park was formally established in 1991 and is among the first of Indonesia's growing system of marine parks. The park covers a total surface area of 89,065 hectares, 97% of which is overlain by sparkling clear, warm tropical water. The remaining 3% of the park is terrestrial, including the five islands of Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Nain and Siladen. Although each of these islands has a special character, it is the aquatic ecosystem that attracts most naturalists.

The waters of Bunaken National Marine Park are extremely deep (1566 m in Manado Bay), clear (up to 35-40 m visibility), refreshing in temperature (27-29 C) and harbor some of the highest levels of biodiversity in the world. Pick any of group of interest - corals, fish, echinoderms or sponges - and the number of families, genera or species is bound to be astonishingly high. For example, 7 of the 8 species of giant clams that occur in the world, occur in Bunaken. The park has around 70 genera of corals; compare this to a mere 10 in Hawaii. Although the exact number of fish species is unknown, it may be slightly higher than in the Philippines, where 2,500 species, or nearly 70% of all fish species known to the Indo-western Pacific, are found.

Oceanic currents may explain, in part, why Bunaken National Marine Park is such a treasure trove of biodiversity. Northeasternly currents generally sweep through the park but abundant counter currents and gyros related to lunar cycles are believed to be a trap for free swimming larvae. This is particularly true on the south side of the crescent-shaped Bunaken Island, lying in the heart of the park. A snorkler or diver in the vicinity of Lekuan or Fukui may spot over 33 species of butterfly fish and numerous types of groupers, damsels, wrasses and gobies. The gobies, smallish fish with bulging eyes and modified fins that allow them to attach to hard surfaces, are the most diverse but least known group of fish in the park.





Emperor Shrimp on Nudibranch
Emperor Shrimp on Nudibranch (© Silent Symphony)

Biologists believe that the abundance of hard corals is crucial in maintaining the high levels of diversity in the park. Hard corals are the architects of the reefs, without them, numerous marine organisms would be homeless and hungry. Many species of fish are closely associated with particular types of corals (folious, branching, massives, etc.) for shelter and egg-laying. Others, like the enormous Bumphead Parrotfish, Balbometopon muricatum, are "coralivores" and depend on hard corals for their sustenance. Bony mouth parts fused into an impressive "beak" allow these gregarious fish to crunch corals like roasted peanuts.

Some 20,000 people live on the natural resources of Bunaken National Marine Park. Although there are inevitable conflicts between resource protection and use by people, the Indonesian government is taking a fairly unusual and pragmatic approach to park management. The idea is to promote wise resource use while preventing overexploitation. Local communities, government officials, dive resort operators, local nature groups, tourists and scientists have played an active role in developing exclusive zones for diving, wood collection, fishing and other forms of utilization. Bunaken Marine Park has become an important example of how Sulawesi, and the rest of Indonesia, can work to protect its natural resources.

Bunaken National Park

Bunaken01.JPG
Bunaken Island seen from Manado Tua island.
Map showing the location of Bunaken National Park.
Bunaken NP
Location in Sulawesi
Location Sulawesi, Indonesia
Nearest city Manado
Coordinates 1°40′N 124°39′E / 1.667°N 124.65°E / 1.667; 124.65 / 1.667; 124.65



Area 890 km²
Established 1991
Visitors ca.35,000   (in 2003-06)
Governing body Ministry of Forestry


 Bunaken is an important icon for North Sulawesi,.
If You interest to visit it i hope You won't be missing other Great Place in North Sulawesi,


source :
1.Bunaken

2.Bunaken National Park
Read more

Selasa, 08 Maret 2011

Allianz Life Indonesia

Allianz Life Indonesia menawarkan program Asuransi Kesehatan Perorangan yang menarik bagi Anda yaitu SmartHealth Maxi Violet. Program ini memberikan manfaat khusus yang tepat bagi Anda dan juga keluarga (bila diikutsertakan), karena memberikan penggantian biaya perawatan rawat inap sekaligus santunan kematian apabila seseorang menderita penyakit atau mengalami kecelakaan. Keunggulan produk ini : 1. Manfaat asuransi kesehatan yang lengkap : * Menanggung biaya akomodasi ruangan termasuk ICU * Menanggung biaya obat-obatan selama perawatan termasuk pemeriksaan diagnostik, biaya administrasi * Menanggung biaya perawatan pra dan pasca perawatan rumah sakit, biaya perawatan di rumah, biaya ambulan, dan biaya tak terduga karena kecelakaan untuk rawat jalan dan rawat gigi * Santunan Pembedahan * Ada tambahan manfaat Santunan Harian 2. Nilai tambah lainnya : * Bila Peserta tidak pernah mengajukan klaim selama pertanggungan Polis, maka akan diberikan No Claim Bonus berupa 20% diskon premi buku * Bila Anda mengikutsertakan anggota keluarga (suami/istri dan anak) maka Anda berhak untuk Family Discount yaitu sebesar 5% * Khusus untuk Rawat Inap dan Melahirkan dengan mata uang Rupiah dan cara pembayaran premi tahunan, maka berlaku Fasilitas Cashless yaitu dapat menggunakan Rumah Sakit Jaringan Allianz-AdMedika Individu (provider) * Manfaat tersedia dalam Rupiah dan US Dollar * Terdapat pilihan cara pembayaran premi yaitu tahunan dan angsuran* (semesteran, kwartalan dan bulanan) * berlaku hanya untuk Rawat Inap dan mata uang Rupiah Ketentuan produk : Produk Dasar : Rawat Inap (wajib diambil) Produk Tambahan : Rawat Jalan, Melahirkan, Rawat Gigi dan Santunan Harian (opsional) Layanan Tambahan : Jasa Layanan Bantuan Medis Internasional (Medical Evacuation
Read more
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Walgreens Printable Coupons